Minggu, 06 Januari 2013

Review 1



 EVALUASI PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KOPERASI SWADHARMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MATURITY LEVEL PADA KERANGKA KERJA COBIT PADA DOMAIN PLAN AND ORGANISE 
 RAHMADINI DARWAS
Program Magister Sistem Informasi Akuntansi
Jakarta 2010, Universitas Gunadarma

Abstrak
Implementasi teknologi informasi untuk mendukung Koperasi Swadharma dalam
mencapai tujuannya sudah merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Evaluasi
terhadap peran teknologi informasi dengan menggunakan model Maturity level CobIT
Framework sangat berguna bagi pengguna, pengembang teknologi informasi maupun
para pengelola. Evaluasi terhadap proses teknologi informasi perlu dilakukan agar
manajemen Koperasi Swadharma dapat melakukan perbaikan-perbaikan.
Metode model maturity level digunakan untuk melihat gambaran kondisi
perusahaan saat ini dan di masa yang akan datang. Maturity level menggunakan suatu
metode penilaian sedemikian rupa sehingga suatu organisasi dapat menilai dirinya
sendiri dari non-existence ke optimized (dari 0 ke 5).
Dari penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa peran teknologi informasi pada
Koperasi Swadharma dalam skala maturity model adalah skala 3 (defined process). Hal
ini menunjukkan bahwa belum adanya standar operasional prosedur yang jelas untuk
melaksanakan kegiatan di lingkungan Koperasi Swadharma. Prosedur-prosedur yang
ada di Koperasi Swadharma belum di implementasikan secara optimal. Selain itu belum
adanya dokumentasi dan standarisasi yang baku terhadap kinerja IT.
Kata Kunci: CobIT, Pengelolaan Teknologi Informasi, Plan and Organise, Maturity
Model







                       PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teknologi informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi suatu perusahaan,
termasuk di dalamnya Koperasi Swadharma. Pengelolaan informasi yang baik akan
menunjang keberhasilan organisasi untuk memperoleh keunggulan yang lebih
kompetitif. Permasalahan yang terjadi di lingkungan Koperasi Swadharma khususnya
pada divisi IT saat ini adalah pelaksanaan kinerja IT belum terdokumentasi dengan baik
hal ini disebabkan karena pergantian kepemimpinan yang sering terjadi yang
menyebabkan perubahan sistem terus menerus sehingga kinerja IT menjadi kurang
optimal. Selain itu tidak terdapat standarisasi pada Koperasi Swadharma untuk menilai
kualitas software yang digunakan sehingga tidak diketahui apakah aplikasi yang
digunakan efektif dan efisien untuk proses bisnis yang ada. Dari permasalahan tersebut
penulis mencoba untuk melakukan penelitian mengenai “Evaluasi Peran Teknologi
Informasi pada Koperasi Swadharma dengan Menggunakan Model Maturity Level pada
Kerangka Kerja CobIT pada Domain Plan and Organise”.

2. TINJAUAN PUSTAKA
CobIT (Control Objectives for Information and Related Technology)
CobIT adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT governance
yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen untuk menjembatani
gap antara resiko bisnis, kebutuhan control dan masalah-masalah teknis IT. CobIT
bermanfaat bagi auditor karena merupakan teknik yang dapat membantu dalam
identifikasi IT control issues, CobIT berguna bagi para IT users karena memperoleh
keyakinan atas kehandalan dalam sistem aplikasi yang dipergunakan. Sedangkan para
manajer memperoleh manfaat dalam keputusan investasi di bidang IT serta
infrastrukturnya, menyusun strategic IT Plan, menentukan information architecture,
dan keputusan atas procurement (pengadaan/pembelian) mesin. Disamping itu, dengan
keterandalan sistem informasi yang ada pada perusahaannya diharapkan berbagai
keputusan bisnis dapat didasarkan atas informasi yang ada (Sanyoto, 2007).

CobiT Framework
Kerangka kerja CobIT terdiri dari beberapa guidelines (arahan), yakni :
a. Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat tinggi (high level control objectives)
yang tercermin dalam 4 domain, yaitu : planning & organization, acquisition &
implementation, delivery & support, dan monitoring.
b. Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendali rinci (detailed control objectives)
untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance atau
saran perbaikan.
c. Management Guidelines
Berisi arahan baik secara umum maupun spesifik mengenai apa saja yang mesti
dilakukan, seperti : apa saja indicator untuk suatu kinerja yang bagus, apa saja
resiko yang timbul, dan lain-lain.
d. Maturity Models
Untuk memetakan status maturity proses-proses IT (dalam skala 0 – 5).
CobIT merupakan panduan yang paling lengkap dari praktik-praktik terbaik untuk
manajemen IT yang mencakup 4 (empat) domain, yaitu: perencanaan dan organisasi,
akuisisi dan implementasi, penyerahan dan dukungan,IT, dan monitor. CobIT
framework mencakup tujuan pengendalian yang terdiri dari 4 domain, yaitu :
1. Perencanaan dan Organisasi (Planning and Organization)
Mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana
TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis
organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur
teknologi yang baik pula.
2. Perolehan dan Implementasi (Acquisition and Implementation)
Identifikasi solusi TI dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam
proses bisnis untuk mewujudkan strategi TI.
3. Penyerahan dan Pendukung (Delivery and Support)
Domain yang berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang
terdiri dari operasi pada sistem keamanan dan aspek kesinambungan bisnis
sampai dengan pengadaan training.
4. Monitoring
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan
kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.

Maturity Model
Maturity model di desain sebagai profil dari IT processes yang
merupakan penggambaran kondisi perusahaan saat ini dan di masa yang akan
datang. Maturity model menggunakan suatu metode penilaian sedemikian rupa
sehingga suatu organisasi dapat menilai dirinya sendiri dari non-existence ke
optimised (dari 0 ke 5). Pendekatan ini dikembangkan dari maturity model yang
digunakan oleh Software Engineering Institute untuk menilai kemapanan
pengembangan software. Dengan menggunakan maturity model untuk tiap-tiap satu
dari 34 proses IT, manajemen dapat memetakan :
  • ·         Status organisasi saat ini – dimana organisasi saat ini
  • ·         Status best-in-class di industri sekarang – sebagai perbandingan
  • ·         Strategi organisasi untuk peningkatan – posisi yang ingin dicapai organisasi

Skala yang digunakan oleh maturity model CobIT adalah sebagaimana terlihat
pada Gambar 2.3 berikut ini :
Dalam ISAC Foundation (2007), untuk memetakan status kematangan prosesproses
teknologi informasi dalam skala 0 – 5 . penjelasan lebih rinci mengenai skala 0 –
5 sebagai berikut :

1. Skala 0 : Non-Existent; Sama sekali tidak ada proses IT yang diidentifikasi.
Perusahaan belum menyadari adanya isu yang harus dibahas.

2. Skala 1 : Initial; Perusahaan sudah mulai mengenali proses teknologi informasi di
perusahaannya, belum ada standarisasi, dilakukan secara individual, dan tidak
terorganisasi. Terdapat bukti yang memperlihatkan perusahaan telah menyadari
adanya isu yang perlu dibahas. Tidak ada proses yang baku; sebagai gantinya ada
pendekatan khusus (adhoc) yang cenderung diterapkan per kasus. Pendekatan
manajemen secara keseluruhan masih belum terorganisasi.

3. Skala 2 : Repeatable but Intuitive; Perusahaan sudah mulai memilliki prosedur
dalam proses teknologi informasi tetapi tidak ada pelatihan dan komunikasi formal
tentang prosedur standar tersebut. Tanggung jawab terhadap proses tersebut masih
dibebankan pada individu dan tingkat ketergantungan pada kemampuan individu
sangat besar sehingga terjadi kesalahan.

4. Skala 3 : Defined Process; Prosedur di perusahaan sudah distandarisasi,
terdokumentasi, dan dikomunikasikan melalui pelatihan tetapi implementasi masih
tergantung pada individu apakah mau mengikuti prosedur tersebut atau tidak.
Prosedur yang dibuat tersebut tidak rumit, hanya merupakan formalisasi kegiatan
yang sudah ada.
5. Skala 4 : Managed and Measurable; Perusahaan dapat mengukur dan memonitor
prosedur yang ada sehingga mudah ditanggulangi jika terjadi penyimpangan. Proses
yang ada sudah berjalan dengan baik dan konstan. Otomasi dan perangkat teknologi
informasi yang digunakan terbatas.

6. Skala 5 : Optimized; Proses yang ada sudah mencapai best practice melalui proses
perbaikan yang terus menerus. Teknologi informasi sudah digunakan terintegrasi
untuk otomatisasi proses kerja dalam perusahaan, meningkatkan kualitas,
efektivitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perusahaan.

3. METODE PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Kuesioner, yaitu dengan cara membagikan kuesioner kepada masing-masing
kepala unit pada Koperasi Swadharma sebanyak 20 responden
b. Studi Pustaka yaitu dengan cara mempelajari literatur-literatur yang relevan
dengan penelitian guna memperoleh gambaran teoritis mengenai pengevaluasian
kebutuhan IT dengan metode maturity level pada kerangka kerja COBIT. Selain
itu untuk menunjang kelengkapan dan ketajaman analisis, diperlukan sumber
referensi seperti : teksbook, kuliah-kuliah, perpustakaan, internet dan media
cetak lainnya.

Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data ini bertujuan untuk menentukan posisi maturity model
berdasarkan pendekatan COBIT yang telah dicapai perusahaan pada saat ini. Dalam
penelitian ini, digunakan penilaian yang dikemukakan oleh Pederiva (2003) untuk dapat
mengukur maturity model dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Rentang jawaban dibagi dalam 4 skala yaitu : 1-2-3-4 dengan nilai pemenuhan
(compliance value) terhadap masing-masing skala yaitu 0 - 0.33 - 0.66 - 1 masingmasing
bobot dari nilai pemenuhan tersebut menunjukkan tingkat persetujuan
terhadap satu pernyataan.
2. Setiap angka pada maturity level compliance value [C] kemudian dibagi dengan
total keseluruhan perolehan maturity level compliance value, sehingga akan
diperoleh normalized maturity level compliance value
3. Setiap maturity level [M] kemudian dikalikan denga normalized maturity level
compliance value dari masing-masing maturity level [D] sehingga nantinya akan
diperoleh nilai kontribusi untuk setiap maturity level
Metode Analis
Analisa data dilakukan dengan menggunakan teknik statistic deskriptif dimana
data-data akan ditransformasikan sebelumnya kedalam bentuk tabulasi (memasukkan
data-data kedalam tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah
kasus dalam beberapa kategori) untuk menghasilkan suatu penilaian dan kemudian
diinterpretasikan. Penilaian yang dilakukan akan menganalisa proses dalam domain
Plan and Organise. Hasil perhitungan dari masing-masing proses secara keseluruhan
akan dimasukkan kedalam maturity level.
Aisyah mayasari/20211480




Tidak ada komentar:

Posting Komentar