Sabtu, 28 Desember 2013

BENCANA BADAI FILIPINA



Filipina dirundung duka karena bencana
Kerusakan parah, korban tewas, penjarahan, makanan dan air langka membuat warga putus asa.Kepala Palang Merah Filipina melukiskan kerusakan akibat topan Haiyan menjadikan situasi negara itu sebagai "tak waras."
Sekitar 10.000 warga diduga tewas di kota Tacloban saja, sementara di luar wilayah itu sedikitnya ratusan orang meninggal dunia. Ratusan ribu jiwa kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi.Topan terkuat dalam sejarah bencana Filipina ini melarutkan rumah, sekolah, gedung pemerintahan, rumah sakit dan bandar udara. Korban bencana di Filipina ini diperkirakan mencapai empat juta orang, sebagian di antara mereka kini berjuang mengatasi rasa lapar dan haus serta hidup tanpa aliran listrik dan tempat berlindung memadai.
Dunia internasional berbondong-bondong mengirim bantuan tetapi putusnya jalur transportasi dan komunikasi sangat  menghambat upaya penyaluran terutama ke desa-desa yang paling parah terdampak topan. "Korbannya amat banyak, banyak sekali yang meninggal dimana-mana, kehancuran merata," kata Richard Gordon, kepala Palang Merah Filipina kepada BBC. "Rasanya seperti tidak waras sekarang, mudah-mudahan akan membaik karena makin banyak bantuan yang bisa masuk lokasi bencana." Jalan-jalan kini telah dibersihkan dari sampah dan puing bangunan agar transportasi bantuan lebih lancar.
Catatan resmi Badan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Filipina sampai Minggu malam menyebut 255 korban tewas akibat serbuan topan. Hampir 630.000 orang kini mengungsi, namun menurut para pejabat setempat jumlah korban kemungkinan akan terus bertambah.
Serangan topan Haiyan menerjang enam pulau wilayah di Filipina tengah pada Jumat dengan kecepatan angin mencapai 235km/jam dan mengakibatkan ombak di sekitar pantai bergulung setinggi 15m yang langsung mengakibatkan banjir setinggi empat meter di banyak lokasi.
Korban bencana berbaris mengantri bantuan di ibukota Leyte, Tacloban. "Dunia belum pernah dihantam badai seganas ini," kata Senen Mangalile, Konsul Jendral Filipina untuk Inggris.
Pesawat dan kapal dari Angkatan Laut AS disiagakan untuk membantu upaya penyelamatan korban dan Presiden AS Barack Obama menyampaikan pesan berbunyi "sangat berduka karena hilangnya nyawa dan kerusakan parah" di Filipina. Negara-negara lain menyampaikan pesan serupa dan menjanjikan bantuan termasuk Indonesia.
Kristalina Georgieva, Komisioner Uni Eropa untuk urusan bantuan kemanusiaan, mengatakan ada tiga prioritas penyaluran bantuan.
"Pertama untuk membuka akses ke lokasi terpencil secepat mungkin, dengan transportasi dan memulihkan saluran telekomunikasi," katanya.
Jenny De La Cruz kehilangan 11 anggota keluarga, termasuk putrinya sendiri.  Kedua membawa bantuan yang dibutuhkan para korban dan ketiga, adalah "menyediakan tempat berlindung," tambah Georgieva.Upaya kemanusiaan dipusatkan di Provinsi Leyte dan ibukotanya, Tacloban, di mana rumah-rumah rata disapu badai.
Aparat mengakui terjadi berbagai kasus penjarahan dan warga yang panik dan lapar sulit ditertibkan.Aparat juga membuat kuburan massal untuk para korban di beberapa titik.
Haiyan kini memasuki wilayah Vietnam, dekat lokasi turis di Ha Long Bay, namun kekuatan terjangannya sudah jauh berkurang tinggal 140 km/jam.
Pemerintah setempat mengungsikan 600.000 warga di sekitarnya ke lokasi aman.

Korban tewas akibat Topan Haiyan Filipina naik jadi 5.209

 Jumlah korban yang meninggal dunia akibat Topan Haiyan di Filipina bertambah menjadi 5.209 orang dan 1.602 lainnya masih hilang, kata National Disaster and Risk Reduction Management Council Filipina. Peningkatan korban dalam jumlah besar terjadi setelah validasi ribuan lebih kematian terkait topan super Haiyan yang oleh orang Filipina disebut Yolanda, kata Eduardo del Rosario, Direktur Eksekutif National Disaster and Risk Reduction Management Council, saat menyampaikan keterangan pers pada Jumat malam waktu setempat.
Del Rosario mengatakan korban paling banyak tercatat berada di daerah Visaya Timur dengan 4.919 korban meninggal dunia, 22.658 orang terluka dan 1.582 orang hilang, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Sebanyak 290 korban lain berasal dari daerah terdampak lain termasuk Calabarzon, Mimaropa, Bicol, Visaya bagian Barat dan Tengah, Semenanjung Zamboanga dan Caraga.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyeru negara-negara anggotanya memberikan bantuan jangka panjang untuk korban Topan Haiyan di Filipina. Badan dunia itu memperkirakan sekitar 4,4 juta orang kehilangan rumah dan 387.000 orang masih tinggal di tempat-tempat evakuasi yang ada di enam daerah yang terdampak bencana di Filipina.
Pemerintah Filipina memperkirakan 13,25 juta orang terdampak terjangan topan super itu dan 5,4 juta di antaranya anak-anak.


Bantu Filipina dari Indonesia
Pemerintah Indonesia akan memberikan bantuan kepada korban Topan Haiyan di Filipina, dan berkoordinasi untuk membantu negara itu mengatasi bencana yang menelan puluhan ribu korban jiwa. Menko Kesra Agung Laksono mengemukakan, pemerintah Indonesia akan memberikan sumbangan senilai US$2 juta. "Bantuan akan diserahkan dalam waktu dekat melalui Kedutaan Besar Filipina di Indonesia,” kata Agung Laksono dalam siaran pers yang diterima.

Agung menerangkan, rincian bantuan yang diberikan Indonesia berupa uang tunai sebesar US$1 juta dan US$1 juta lagi dalam bentuk natura atau kebutuhan makanan. Adapun dananya diambil dari pos APBN. Agung menambahkan, bantuan tersebut sebagai rasa solidaritas kawasan di ASEAN yang tertimpa musibah. Bantuan pemerintah Indonesia ini juga sesuai dengan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kapasitas negara sahabat dan komunitas ASEAN.
"Pemerintah Indonesia menyadari saat ini adalah saat situasi sulit bagi pemerintah dan rakyat Filipina, serta terus berkoordinasi mengetahui kebutuhan Filipina," kata Agung. Agung mengingatkan solidaritas antarkawasan Asean ini juga telah diberikan kepada Indonesia saat tertimpa musibah tsunami di Aceh, dimana Indonesia mendapat bantuan dari berbagai negara termasuk Filipina dengan bantuan helikopter untuk mengevakuasi korban. Sebagaimana diketahui, Topan Haiyan termasuk dalam topan kategori lima yang menerjang kepulauan di Filipina dengan kecepatan angin sekitar 275 kilometer per jam meluluhlantakan rumah dan menenggelamkan ribuan orang tewas di Propinsi Leyte, Filipina Tengah. (Fidel Ali Permana) Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan dana berupa giro bernilai satu juta dolar AS dan barang logistik senilai satu juta dolar AS untuk korban bencana akibat Topan Haiyan di Filipina, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono secara simbolis menyerahkan bantuan itu kepada Duta Besar Filipina untuk Indonesia Maria Rosario C. Aguinaldo, katanya.
Ia mengatakan, Kementerian Pertahanan mengerahkan tiga pesawat Hercules C-130 serta personel untuk mengangkut 75 ton bantuan logistik berupa 6.000 paket makanan, 1.000 paket lauk, 21.000 paket tambahan gizi, 500 selimut, 1.000 paket sandang, 1.000 paket pakaian anak dan 10  genset. Selain itu ada bantuan paket obat-obatan, paket makanan pendamping Air Susu Ibu dari Kementerian Kesehatan serta 500 dus mie instan, 1.000 paket makanan, 1.000 paket lauk, dan 1.000 paket selimut dari Kementerian Sosial.

 

Bantuan Cina ke Korban Bencana Filipina Dinilai Terlalu Sedikit

Cina saat ini merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia. Negara ini bahkan memuncaki kepemimpinan di Asia dan menjadi satu-satunya negara yang memperoleh kursi Dewan Keamanan PBB.vNamun, kesigapan dan jumlah dana yang disumbangkan negara ini ke korban topan di Filipina tidak sebanding dengan kedigdayaan negeri Tirai Bambu itu dan memicu kritisi dari pengamat.
Sumbangan Cina sebesar 1,6 juta USD ke negara tetangga, yang berbatasan langsung di garis laut, Filipina, ini dinilai masih lebih sedikit dari sumbangan perusahaan furnitur Swedia, Ikea. "Tindakan Cina itu menggambarkan blunder pada kebijakan luar negerinya," kata Phillip Swagel, mantan asisten sekretaris untuk kebijakan ekonomi di Departemen Keuangan Amerika Serikat dan salah satu penulis buku hubungan internasional Cina,
"Ini kesalahan yang tidak perlu bagi negara ini, menunjukkan kepada negara-negara lain keterbatasan jiwa bersahabat Cina." Topan Haiyan menimpa Filipina 7 November lalu dan menyebabkan setidaknya 2.350 korban tewas. Topan ini juga menghancurkan 236.000 rumah dan mengakibatkan kehancuran begitu luas sehingga mayat-mayat menumpuk di sisi jalan selama berhari-hari. Korban mengalami putus asa untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal.
Janji bantuan China, dari sebelumnya hanya 100 ribu USD, tidak sebanding dengan bantuan Amerika Serikat sebesar 20 juta USD
Australia yang jauh saja menjanjikan 30 juta USD, sementara Inggris menawarkan 16 juta USD. Selain itu, negara nun jauh di Padang Pasir Timur Tengah, Uni Emirat Arab, membantu 10 juta USD. Lebih dari itu, Ikea mengirimkan bantuan sebesar 2,7 juta USD, menurut data lembaga PBB, UNICEF.
Sebuah editorial di Southern Daily, sebuah surat kabar Partai Komunis di Guangdong, bahkan menuduh Filipina kesal dengan tawaran bantuan pertama yang dinilai tidak menghargai harga diri bangsa Filipina.
"Filipina jelas tidak puas atau malah ingin menghargai 'cinta' China [yang sedikit] itu, [mereka] hanya mengharapkan 'cinta lebih' dari China," kata editorial itu.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar