Filipina dirundung duka karena bencana
Kerusakan
parah, korban tewas, penjarahan, makanan dan air langka membuat warga putus
asa.Kepala Palang Merah Filipina melukiskan kerusakan akibat topan Haiyan
menjadikan situasi negara itu sebagai "tak waras."
Sekitar
10.000 warga diduga tewas di kota Tacloban saja, sementara di luar wilayah itu
sedikitnya ratusan orang meninggal dunia. Ratusan ribu jiwa kehilangan tempat
tinggal dan harus mengungsi.Topan terkuat dalam sejarah bencana Filipina ini
melarutkan rumah, sekolah, gedung pemerintahan, rumah sakit dan bandar udara. Korban
bencana di Filipina ini diperkirakan mencapai empat juta orang, sebagian di
antara mereka kini berjuang mengatasi rasa lapar dan haus serta hidup tanpa
aliran listrik dan tempat berlindung memadai.
Dunia
internasional berbondong-bondong mengirim bantuan tetapi putusnya jalur
transportasi dan komunikasi sangat menghambat upaya penyaluran
terutama ke desa-desa yang paling parah terdampak topan. "Korbannya amat
banyak, banyak sekali
yang meninggal dimana-mana, kehancuran merata," kata Richard
Gordon, kepala Palang Merah Filipina kepada BBC. "Rasanya seperti tidak
waras sekarang, mudah-mudahan akan membaik karena makin banyak bantuan yang
bisa masuk lokasi bencana." Jalan-jalan kini telah dibersihkan dari sampah dan
puing bangunan agar transportasi bantuan lebih lancar.
Catatan
resmi Badan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Filipina sampai Minggu
malam menyebut 255 korban tewas akibat serbuan topan. Hampir 630.000 orang kini
mengungsi, namun menurut para pejabat setempat jumlah korban kemungkinan akan
terus bertambah.
Serangan
topan Haiyan menerjang enam pulau wilayah di Filipina tengah pada Jumat dengan
kecepatan angin mencapai 235km/jam dan mengakibatkan ombak di sekitar pantai
bergulung setinggi 15m yang langsung mengakibatkan banjir setinggi empat meter
di banyak lokasi.
Korban bencana berbaris mengantri
bantuan di ibukota Leyte, Tacloban. "Dunia belum pernah dihantam badai
seganas ini," kata Senen Mangalile, Konsul Jendral Filipina untuk Inggris.
Pesawat dan kapal dari Angkatan Laut
AS disiagakan untuk membantu upaya penyelamatan korban dan Presiden AS Barack
Obama menyampaikan pesan berbunyi "sangat berduka karena hilangnya nyawa
dan kerusakan parah" di Filipina. Negara-negara lain menyampaikan pesan
serupa dan menjanjikan bantuan termasuk Indonesia.
Kristalina Georgieva, Komisioner Uni
Eropa untuk urusan bantuan kemanusiaan, mengatakan ada tiga prioritas
penyaluran bantuan.
"Pertama untuk membuka akses ke
lokasi terpencil secepat mungkin, dengan transportasi dan memulihkan saluran telekomunikasi,"
katanya.
Jenny De La Cruz kehilangan 11 anggota
keluarga, termasuk putrinya sendiri. Kedua
membawa bantuan yang dibutuhkan para korban dan ketiga, adalah
"menyediakan tempat berlindung," tambah Georgieva.Upaya kemanusiaan
dipusatkan di Provinsi Leyte dan ibukotanya, Tacloban, di mana rumah-rumah rata
disapu badai.
Aparat mengakui terjadi berbagai kasus
penjarahan dan warga yang panik dan lapar sulit ditertibkan.Aparat juga membuat
kuburan massal untuk para korban di beberapa titik.
Haiyan kini memasuki wilayah Vietnam,
dekat lokasi turis di Ha Long Bay, namun kekuatan terjangannya sudah jauh
berkurang tinggal 140 km/jam.
Pemerintah setempat mengungsikan
600.000 warga di sekitarnya ke lokasi aman.
Korban tewas akibat Topan Haiyan Filipina naik jadi 5.209
Jumlah korban yang
meninggal dunia akibat Topan Haiyan di Filipina bertambah menjadi 5.209 orang
dan 1.602 lainnya masih hilang, kata National Disaster and Risk Reduction
Management Council Filipina. Peningkatan korban dalam jumlah besar terjadi
setelah validasi ribuan lebih kematian terkait topan super Haiyan yang oleh
orang Filipina disebut Yolanda, kata Eduardo del Rosario, Direktur Eksekutif
National Disaster and Risk Reduction Management Council, saat menyampaikan
keterangan pers pada Jumat malam waktu setempat.
Del Rosario mengatakan korban paling banyak tercatat berada
di daerah Visaya Timur dengan 4.919 korban meninggal dunia, 22.658 orang
terluka dan 1.582 orang hilang, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Sebanyak 290
korban lain berasal dari daerah terdampak lain termasuk Calabarzon, Mimaropa,
Bicol, Visaya bagian Barat dan Tengah, Semenanjung Zamboanga dan Caraga.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyeru negara-negara
anggotanya memberikan bantuan jangka panjang untuk korban Topan Haiyan di
Filipina. Badan dunia itu memperkirakan sekitar 4,4 juta orang kehilangan rumah
dan 387.000 orang masih tinggal di tempat-tempat evakuasi yang ada di enam
daerah yang terdampak bencana di Filipina.
Pemerintah Filipina memperkirakan 13,25 juta orang terdampak
terjangan topan super itu dan 5,4 juta di antaranya anak-anak.
Bantu Filipina dari Indonesia
Pemerintah
Indonesia akan memberikan bantuan kepada korban Topan Haiyan di Filipina, dan
berkoordinasi untuk membantu negara itu mengatasi bencana yang menelan
puluhan ribu korban jiwa. Menko Kesra Agung
Laksono mengemukakan, pemerintah Indonesia akan memberikan sumbangan senilai
US$2 juta. "Bantuan akan diserahkan dalam waktu dekat melalui Kedutaan
Besar Filipina di Indonesia,” kata Agung Laksono dalam siaran pers yang diterima.
Agung
menerangkan, rincian bantuan yang diberikan Indonesia berupa uang tunai sebesar
US$1 juta dan US$1 juta lagi dalam bentuk natura atau kebutuhan makanan. Adapun
dananya diambil dari pos APBN. Agung menambahkan, bantuan tersebut sebagai rasa
solidaritas kawasan di ASEAN yang tertimpa musibah. Bantuan pemerintah
Indonesia ini juga sesuai dengan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
dalam kapasitas negara sahabat dan komunitas ASEAN.
"Pemerintah
Indonesia menyadari saat ini adalah saat situasi sulit bagi pemerintah dan
rakyat Filipina, serta terus berkoordinasi mengetahui kebutuhan Filipina,"
kata Agung. Agung mengingatkan solidaritas antarkawasan Asean ini juga telah
diberikan kepada Indonesia saat tertimpa musibah tsunami di Aceh, dimana
Indonesia mendapat bantuan dari berbagai negara termasuk Filipina dengan
bantuan helikopter untuk mengevakuasi korban. Sebagaimana diketahui, Topan
Haiyan termasuk dalam topan kategori lima yang menerjang kepulauan di Filipina
dengan kecepatan angin sekitar 275 kilometer per jam meluluhlantakan rumah dan
menenggelamkan ribuan orang tewas di Propinsi Leyte, Filipina Tengah. (Fidel
Ali Permana) Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan dana berupa giro bernilai
satu juta dolar AS dan barang logistik senilai satu juta dolar AS untuk korban
bencana akibat Topan Haiyan di Filipina, kata Kepala Pusat Data Informasi dan
Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Menteri
Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono secara simbolis menyerahkan
bantuan itu kepada Duta Besar Filipina untuk Indonesia Maria Rosario C.
Aguinaldo, katanya.
Ia
mengatakan, Kementerian Pertahanan mengerahkan tiga pesawat Hercules C-130
serta personel untuk mengangkut 75 ton bantuan logistik berupa 6.000 paket
makanan, 1.000 paket lauk, 21.000 paket tambahan gizi, 500 selimut, 1.000 paket
sandang, 1.000 paket pakaian anak dan 10 genset. Selain itu ada bantuan
paket obat-obatan, paket makanan pendamping Air Susu Ibu dari Kementerian
Kesehatan serta 500 dus mie instan, 1.000 paket makanan, 1.000 paket lauk, dan
1.000 paket selimut dari Kementerian Sosial.
Bantuan Cina ke Korban Bencana Filipina Dinilai Terlalu Sedikit
Cina saat ini merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua
di dunia. Negara ini bahkan memuncaki kepemimpinan di Asia dan menjadi
satu-satunya negara yang memperoleh kursi Dewan Keamanan PBB.vNamun, kesigapan
dan jumlah dana
yang disumbangkan negara ini ke korban topan di Filipina tidak
sebanding dengan kedigdayaan negeri Tirai Bambu itu dan memicu kritisi
dari pengamat.
Sumbangan Cina sebesar 1,6 juta USD ke negara tetangga, yang
berbatasan langsung di garis laut, Filipina, ini dinilai masih lebih sedikit
dari sumbangan perusahaan furnitur Swedia, Ikea. "Tindakan Cina itu
menggambarkan blunder pada kebijakan luar negerinya," kata Phillip Swagel,
mantan asisten sekretaris untuk kebijakan ekonomi di Departemen Keuangan
Amerika Serikat dan salah satu penulis buku hubungan internasional Cina,
"Ini kesalahan yang tidak perlu bagi negara ini,
menunjukkan kepada negara-negara lain keterbatasan jiwa bersahabat Cina." Topan
Haiyan menimpa Filipina 7 November lalu dan menyebabkan setidaknya 2.350 korban
tewas. Topan ini juga menghancurkan 236.000 rumah dan mengakibatkan kehancuran
begitu luas sehingga mayat-mayat menumpuk di sisi jalan selama berhari-hari.
Korban mengalami putus asa untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal.
Janji bantuan China, dari sebelumnya hanya 100 ribu USD,
tidak sebanding
dengan bantuan Amerika Serikat sebesar 20 juta USD
Australia yang jauh saja menjanjikan 30 juta USD, sementara Inggris
menawarkan 16 juta USD. Selain itu, negara nun jauh di Padang Pasir Timur
Tengah, Uni Emirat Arab, membantu 10 juta USD. Lebih dari itu, Ikea mengirimkan
bantuan sebesar 2,7 juta USD, menurut data lembaga PBB, UNICEF.
Sebuah
editorial di Southern Daily, sebuah surat kabar Partai Komunis di Guangdong,
bahkan
menuduh
Filipina kesal dengan tawaran bantuan pertama yang dinilai tidak
menghargai harga diri bangsa Filipina.
"Filipina
jelas tidak puas atau malah ingin menghargai 'cinta' China [yang sedikit] itu,
[mereka] hanya mengharapkan 'cinta lebih' dari China," kata editorial itu.
Referensi : http://www.antaranews.com/berita/404778/indonesia-kirim-bantuan-untuk-korban-bencana-di-filipina