KELAS:1EB10,NPM:20211480
KASUS INTERNET
Saat
ini banyak anak-anak yang menggemari jejaring sosial dari internet. Mulai dari
chatting dari IRQ, ICQ, Yahoo Messenger, hingga Friendster, Facebook, dan
sebagainya. Dengan jejaring sosial itu mereka tidak hanya bisa
berkomunikasi dengan teman-teman mereka, tapi juga mencari teman-teman baru
dari internet.
Nah
sayangnya, jika di dunia nyata seorang anak bisa melihat langsung penampilan
orang-orang yang akan jadi teman mereka, di internet tidak begitu. Meski ada
fasilitas video conference sehingga kita bisa bertatap langsung atau juga
dengan suara, namun kebanyakan hanya berkomunikasi via tulisan/teks saja.
Akibatnya mereka tidak mengetahui apakah calon teman mereka itu seusia mereka,
sangar atau tidak, bahkan jenis kelamin pun belum tentu tahu karena hal itu
bisa dipalsukan.
Jika di dunia nyata, begitu seorang anak melihat ada
bapak-bapak yang mendekati dan ingin jadi teman mereka, boleh dikata mereka
akan menolak karena merasa tidak nyaman berkawan dengan orang asing yang tidak
seusia dengan mereka. “Jijay” atau “Najong”, mungkin begitu komentar mereka
kalau ada bapak-bapak yang ingin kenalan dan jadi sahabat mereka. Nah di
jejaring sosial seperti Friendster, Facebook, atau instant messenger seperti YM
tidak begitu.
Bapak-bapak ini bisa menulis kalimat-kalimat gaul yang
menarik sehingga anak-anak kita tertarik untuk chatting atau email-emailan
dengan mereka. Anak-anak kita tidak langsung tahu kalau mereka itu bapak-bapak.
Saat tahu, mungkin sudah terlambat. Mereka terlanjur jatuh hati. Seorang yang
sangar dan pemarah, lewat tulisan bisa menyembunyikan kemarahan mereka dan
menulis tulisan seolah-olah mereka orang yang penyabar, bijak, dan
menyenangkan. Berbagai penampilan fisik dari wajah yang seram atau ekspresi
wajah yang geram tidak dapat kita rasakan dari komunikasi dengan tulisan.
Akibatnya banyak orang, terutama wanita terlanjur jatuh hati
hanya karena tulisan-tulisan “temannya” yang menarik sehingga melakukan temu
darat. Karena terlanjur akrab di dunia maya, maka lama kelamaan mereka ingin
bertemu dengan teman dunia maya mereka. Seperti apa sih orangnya? Memang ada
yang menemukan jodoh dan menikah. Namun banyak juga yang menemukan nasib
tragis. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun banyak yang mengalami nasib
tragis.
Ada seorang pria Amerika yang tertipu dan mentransfer
sejumlah uang kepada teman chattingnya di India agar temannya di India bisa
berangkat naik pesawat ke Amerika untuk menemuinya. Ternyata setelah uang
ditransfer, temannya itu tidak dating-datang sehingga akhirnya pria Amerika itu
sadar dia telah ditipu. Apalagi setelah diperiksa fotonya, ternyata foto yang
diberikan adalah foto Aishwarya Rai, mantan ratu kecantikan dunia dari India.
Bisa jadi teman chattingnya itu bahkan bukan seorang wanita, karena sangat
mudah bagi seorang pria untuk menyamar sebagai wanita di dunia chatting. Bahkan
ada beberapa wanita yang diajak bertemu oleh teman chattingnya, namun ketika
bertemu hartanya dirampas dan kemudian di bunuh.
TANGGAPAN
: Kejahatan seperti ini
bisa dicegah terutama dengan peran orang tua yang selalu memantau perkembangan
anaknya saat menggunakan internet tersebut. Selain memantau kegiatan yang
dilakukan si anak didunia maya, ada pun orang tua harus bisa mendidik dan
memberikan pesan moral yang positif dalam penggunaan internet dan pastikan anak
pun bisa mengerti dengan resiko yang bisa menimpanya agar dia dapat pula
menjaga dirinya sendiri dan terjauh dari tindak kejahatan dalam dunia internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar